Sabtu, 25 September 2010

Evolusi Teori Manajemen


TEORI MANAJEMEN
Teori Manajemen Klasik
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat.
1. Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek
memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam
per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu,
beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini. Pada
tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen
yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik,
rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-
took untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak,
dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal,
dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga
lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut
“Bapak Personal Manajemen Modem”. Selain itu, Owen lebih banyak
memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi
manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi
kerja, beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas,
seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
2. Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada
usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan
prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan
biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja (devision of
labour) berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan
tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan
dengan alat kalkulator. Perhatiannya di arahkan dalam hal pembagian kerja,
yang mempunyai bebrapa keunggulan :
Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan keterampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya.
Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822,
yang disebut “rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)”,  prinsip
dasarnya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada
tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu
sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar computer modern, sehingga
beliau sering dinamakan Bapak Komputer”. Tulisannya dituangkan dalam
bukunya yang beljudul “On the Economy Of Machinery and Manufactures”
(1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan
perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus
memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang
sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia,
dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan
antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian
keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan
produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna
pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan
pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan
dalam peningkatkan produktivitas.
B. Teori Manajemen Ilmiah
1. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management,
pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang
berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911 . Dalam bukunya
itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode
ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.”
Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku
ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern. Ide tentang penggunaan
metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan
ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul
karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk
pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para
pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor
berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang
seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi
keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan
sebuah “teknik paling baik” dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktivitas.  Gerakannya yang terkenal adalah gerakan
efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen
ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan
turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan
dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang
ditetapkan yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan.
3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya
revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar
menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,
untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan
perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah “Shop management
(1930)”, Principles Of Scientific Management (1911)”, dan “Testimory Before
Special House Comittee (1912)”. Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut
digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul “Scientific Management.
2. HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan
bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan system
“Charting” yang terkenal dengan “Gant Chart”. Ia menekankan pentingnya
mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajernen dan para
karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur
manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya
mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala
masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam
menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya
pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya
waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan.
Hal ini yang menghasilkan terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut.
Teknik ini pelopor teknik-teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and
Review Techique).
Adapun gagasan yang dicetuskannya adalah :
Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan
Mengenal metode seleksi yang tepat
Sistem bonus dan instruksi
Penggunaan instruksi kerja yang terperinci
Akan tetapi Hennry menolak sistem upah differensial. Karena hanya
berdampak kecil terhadap motivasi kerja.
3. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878-1972)
Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik
dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh
sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat menghasilkan gerak
dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari
setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa
mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep “three position plan
of promotion.  Suami istri ini adalah pelopor study gerak dan waktu. Perhatian
Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suamianya
pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik
dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsip-prinsip
manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti kepribadian
serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena kurang
adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
4. Herrrington Emerson (1853 – 1931)
Berpendapat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam
industri adalah adanya pemborosan dan inefisinesi. Oleh karena itu ia
menganjurkan :
1. Tujuan jelas
2. Kegiatan logis
3. Staf memadai
4. Disiplin kerja
5. Balas jasa yang adil
6. Laporan terpecaya
7. Urutan instruksi
8. Standar kegiatan
9. Kondisi standar
10. Operasi standar
11. Instruksi standar
12. Balas jasa insentif
C. Teori Organisasi Klasik
1. H. Fayol (1841 – 1925)
Henry Fayol adalah seorang industrialis Perancis yang mengarang buku
“General and Industrial management”. Pada tahun 1916, dengan sebutan
teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik
dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi
yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran
manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan
keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya,
tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen
yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu
keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan
teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan
operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat
barang-barang produksi.
Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian
bahan mentah dan menjual hasil produksi.
c.   Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha
mendapatkan dan menggunakan modal.
d.   Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi
pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e.   Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang,
keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.
f.  Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil
dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan
agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber
daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam
mencapai tujuannya.
5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk
membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana
mestinya.
Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :
Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat
pada tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan
dan kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial
pada manajer tingkat atas.
Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari,
sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek, timbul tenggelam
sepertl orang belajar menyelam tanpa guru.
Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan pada segala
Bentuk dan jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan lain-lain.
Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum manajemen, karena
hukum bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan pada keadaan yang dihadapi.
5.    Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :
a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia
dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban
berjalan.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh
melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan
wewenang formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat
mernaksa kepatuhan orang lain.
c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap
aturan dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi
kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan
terhadap prestasi serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap
yang menyimpang.
d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan
hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu
datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan
perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e.  Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan
yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang
manajer dengan satu rencana kerja.
f.   Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap
kepentingan umum (Subordination of Individual interest to general interes),
yaitu kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan
organisasi sebagai satu keseluruhan.
g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang
adil bagi karyawan dan pengusaha.
h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir
terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan
kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya
desentralisasi.
i. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang
tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar
pada bagan organisasi.
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang
pada tempat dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer
terhadap bawahannya.
l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak
banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi
kesalahan-kesalahan.
n.  Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi
langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.
2. Mary Parker Folett (1868-1933)
Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan
hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi
haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.
3. Max Webber (1864-1920)
Organisasi apapun mempunyai orientasi pada berbagai sasaran memerlukan
pengendalian peraturan dari semua aktivitasnya dengan hati-hati. Beberapa
karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu :
Pembagian tugas yang jelas, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu.
Hirarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi.
Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat secara formal.
Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus.
Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.
4. Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923,
yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia ,
usaha, sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen,
dalam arti melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga
yang wajar kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan
pekerja dengan adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi
manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip
dari Oliver, yaitu :
a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan
kesejahteraan masyarakat.
b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi
masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap
gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika
yang umum dan konsep keadilan sosial.
5. James D. Mooney
Mooney mengartikan organisasi sebagai kelompok orang yang terdiri atas dua
atau lebih orang untuk mencapai tujuan tertentu. Ada empat(4) unsur yang
harus diperhatikan dalam organisasi yaitu koordinasi, prinsip skalar, prinsip
fungsional, dan prinsip satff.
6. ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan. Bukunya yang terkenal berjudul “The Functions of the Executive” (1983). Yang menulis tentang rnanajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga memperhatikan tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan. Adapun tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sarna dalam organisasi formal. Ada beberapa alasan dalam logika analisisnya hila dilihat dalam langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai berikut :
1. Adanya pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap individu membuat  mereka bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada pembatasan-pembatasan dasar bersifat fisis dan biologis, adanya kerja sarna membuat batasan psikologis dan sosial yang ada pada setiap individu inilah yang mernainkan peran dalam mendorong kerjasama.
2. Adapun tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem kerjasama
beberapa unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan sosial (Barnard
mencontohkan kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem kerjasama, yang terdiri
dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan tuns, manusia sebagai
makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran pendapat, dan sebagainya).
Adanya kelanjutan kerjasama biasanya tergantung pada efektivitas (apakah
tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan efisiensi (apakah tujuan itu dapat dicapai
dengan ketidakpuasan dan pengorbanan yang seminimum mungkin dari
pihak anggota yang bekerjasama ?).
3. Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua bagian yaitu : “Organisasi”,
yang merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang berada di dalam sistem
itu, dan “unsur-unsur lainnya”.
4. Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama : organiasi “formal”,
yaitu kumpulan interkasi sosial yang memang dikoordinasikan dan mempunyai
tujuan bersama. Kedua adalah organisasi “informal”, yaitu interaksi-interaksi
sosial tanpa tujuan bersama dan tidak dikoordinasikan secara sengaja.
5. Organisasi formal dapat berlangsung hanya bila orang-orang yang
didalamnya (a) dapat saling berkomunikasi, (b) mau memberi sumbangan
pikiran kepada kegiatan kelompok, dan (c) memiliki kesadaran mempunyai
tujuan umum.
6. Setiap organisasi formal harus memiliki unsur-unsur : (a) sistem fungsionalisasi
sehingga orang-orang dapat berspesialisasi dengan dibentuknya
departementasi : (b) adanya sistem perangsang yang efektif dan efisien yang
akan mendorong setiap orang menyumbang ke pikirannya kepada kegiatan
kelompok; (c) sistem kekuasaan (”otoritasf’) yang menyebabkan setiap anggota
kelompok menerima keputusankeputusan para eksekutif : dan (d) sistem
pengambilan keputusan yang logis sehingga tujuan dapat tercapai dengan
baik.
7. Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah : (a) menjaga
hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema organisasi, ditambahkan
dengan adanya bawahan yang setia, bertanggung jawab, dan mampu
bekerja, serta satu organisasi informal” yang baik; (b) membuat perlindungan
terhadap pekerjaan pokok dari individu –individu di dalam organisasi; dan (c)
adanya perumusan dan penentuan tujuan perusahaan.
8. Fungsi-fungsi eksekutif mernasuki proses melalui pekerjaan eksekutif dalam
mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan keseimbangan di
antara kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian yang berlawanan.
9. Untuk mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang
mempunyai tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah dinyatakannya
bahwa Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan, yang rnembuat proses
kreatif; tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang sangat
diperlukan.
Aliran Hubungan Manusiawi (NEO KLASIK)
Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu
mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat
kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah
diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para
manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu
sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu :
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya
yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan
tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen
lainnya. Bukunya “Psychology and Indutrial Efficiency”, ia memberikan 3 cara
untuk meningkatkan produktivitas:
a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang
pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat
psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang
paling tepat dalam mendorong karyawan.
2. Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang
diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer
dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang
memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan.
Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi
dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari hasil
percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak
menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam
meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan
yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang
cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan
“Hawthorne effect”, Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan
Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan
Karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial,
Juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan
kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain.  Teori Mayo
ini pun kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa manusia
tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan
konsep “complex-man”. Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh
sebab itu seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari
kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam organisasinya agar
dapat mempengaruhi individu tersebut.
3.    William Ouchi (1981)
William Ouchi, dalam bukunya “theory Z -How America Business Can Meet
The Japanese Challen ge (1981)”, memperkenalkan teori Z pada tahun 1981
untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang.
Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.
Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam
perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika.
Aliran Hubungan Modern (Ilmu Pengetahuan)
1. Perilaku Organisasi
Ditandai dengan pandangan dan pendapat baru mengenai perilaku manusia
dan system. Tokoh alran perilaku organisasi ini adalah :
a) Abraham Maslow
Kebutuhan yang memotivasi manusia untuk mendapatkan kepuasan  dapat dibuat hierarki. Kebutuhan peringkat bawah harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum kebutuhan peringkat yang lebih tinggi dapat dipenuhi.
b) McGregor
Membedakan 2 asumsi dasar alternatif mengenai manusia dan pendekatan mereka terhadap pekerjaan. 2 asumsi tersebut memunculkan teori X dan teori Y.
Teori X : pandangan tradisional tentang motivasi –> pekerjaan yang
dibenci oleh karyawan yang harus diberi motivasi dengan paksaan uang
dan pujian. Teori X berasumsi bahwa karyawan :
Tidak suka bekerja
Tidak mempunyai ambisi
Tidak bertanggung jawab
Enggan untuk berubah
Lebih suka dipimpin daripada memimpin
Teori Y : pekerja/orang sudah memiliki motivasi untuk melakukan
pekerjaan dengan baik. Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
Suka bekerja
Mampu mengendalikan diri
Menyukai tanggung jawab
Penuh imajinasi dan kreasi
Mampu mengarahkan diri sendiri.
c) Frederich Herzberg
Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
d) Robert Blake dan Jane Mouton
Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
e) Rensis Likert
Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem manajemen.
f) Fred Fiedler
Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
g) Chris Argyris
Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
h) Edgar Schein
Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang, perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.
2. Prinsip Dasar Perilaku Organisasi
Manajemen tidak dapat dipandang sebagai proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, dan prinsip)
Manajemen harus sistematis, pendekatannya harus dengan pertimbangan konservatif
Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi
Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekaerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan
F.   Aliran Kuantitatif
Memfokuskan keputusan manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya. Pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah sebagai
berikut :
1. Merumuskan masalah dengan jelas dan terperinci
2. Menyusun model aritmatik dalam pengambilan keputusan
3. Mendapatkan penyelesaikan dari model
4. Mengkaji model dan hasil model
5. Menetapkan pengawasan atas hasil
6. Melakukan implementasi untuk pelaksanaan hasil
Pendekatan manajemen kuantitatif mencakup karakteristik sebagai berikut :
Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen.
Penggunaan criteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendapatan, deviden)
Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus yang canggih.
Penggunaan kompuer untuk mempercepat proses.
Alat bantu yang sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan
Komputerisasi untuk melihat kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang
dibutuhkan pihak manajemen.
G. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem dalam manajemen artinya memandang organisasi
sebagai  suatu satu kesatuan yang menyeluruh, yang terdiri dari bagian-bagian
yang saling berhubungan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang
lebih luas. Pada dasarnya sistem merupakan sub sistem-sub sistem yang saling
berhubungan dan saling bergantung. Manajemen memandang sistem sebagai
sistem tertutup dan sistem terbuka. Manajemen sistem tertutup mememusatkan
pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah, rentang
kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan sistem terbuka
mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak
menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang
mengarahkan ke pencapaian tujuan.
Pendekatan Kontingensi (contingency approach) Pendekatan ini memandang bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasi teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda , karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variabel-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.
Referensi:
buku gunadarma (manajemen umum)
www.google.com
www.wikipedia.com
www.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar