Selasa, 07 Mei 2013

SISTEM KLIRING & PEMINDAHAN DANA ELEKTRONIK DI INDONESIA

Di era tahun 1990-an sempat beredar isu ada satu bank swasta nasional yang diberitakan mengalami kalah kliring besar. Dan kondisi panik pun menerpa masyarakat khususnya mereka yang memiliki dana di bank tersebut. Untunglah ada tulisan di sebuah media massa nasional yang menegaskan bahwa kalah kliring dalam aktifitas perbankan itu sesuatu yang biasa. Bisa saja di satu hari sebuah bank mengalami kalah kliring besar, tapi keesokan harinya justru mengalami kondisi sebaliknya. Kepanikan nasabahpun mereda. Lalu apa yang dimaksud dengan kalah kliring ?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, arti kliring adalah pertukaran warkat (bisa berupa cek, giro/bilyet, nota debet/kredit dan lainnya) atau data keuangan elektronik antar peserta (bank) kliring baik atas nama peserta (bank) maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Jadi, jika ada peserta (bank) kliring yang mengalami kalah kliring itu artinya bank tersebut mendapat banyak kewajiban pembayaran ke sejumlah peserta (bank) kliring lainnya yang tak sebanding dengan hak (tagihan) pembayaran pada satu hari kerja kliring.
Sistem kliring yang dilaksanakan BI saat ini sudah dapat berlangsung secara nasional melalui Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI). Maksudnya, proses kliring baik kliring debet maupun kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Selain itu ada tiga sistem kliring lain yang lazim dikenal, yakni Sistem manual, Sistem Semi Otomasi, dan Sistem Otomasi. Kliring manual adalah penyelenggaraan kliring lokal yang dalam perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring serta pemilihan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta kliring. Perhitungan kliring didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh peserta kliring.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
Penyelenggara
SKNBI diselenggarakan oleh:
Penyelenggara Kliring Nasional (PKN), yaitu Unit Kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional.
Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu unit kerja di Bank Indonesia dan Bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu.
Peserta
Setiap Bank dapat menjadi peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di suatu wilayah kliring, kecuali BPR (Bank Perkreditan Rakyat), Kantor Bank yang akan menjadi peserta wajib menyediakan perangkat kliring, antara lain meliputi perangkat Terminal Pusat Kliring dan jaringan komunikasi data baik main maupun back up untuk menjamin kelancaran kepada nasabah dalam bertransaksi.
Proses Kliring
Proses penyelenggaraan SKNBI terdiri dari 2 (dua) sub sistem, yaitu :
Kliring Debet
Meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring pengembalian, digunakan untuk transfer debet antar Bank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debet (cek, bilyet giro, nota debet dan lain-lain).
Penyelenggaan kliring debet dilakukan secara lokal di setiap wilayah kliring oleh Penyelenggara Kliring Lokal (PKL).
PKL akan melakukan perhitungan kliring debet berdasarkan Data Keuangan Elektronik (DKE) debet yang dikirim oleh peserta.
Hasil perhitungan kliring debet secara lokal tersebut selanjutnya dikirim ke Sistem Sentral Kliring (SSK) untuk diperhitungkan secara nasional oleh Penyelenggara Kliring Nasional (PKN).
Kliring Kredit
Digunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa disertai penyampaian fisik warkat (paperless).
Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan secara nasional oleh Penyelenggara Kliring Nasional.
Perhitungan kliring kredit dilakukan oleh Penyelenggara Kliring Nasional atas dasar Data Keuangan Elektronik kredit yang dikirim peserta.
Batasan Nominal
Nilai nominal warkat debet tidak dibatasi kecuali untuk warkat debet yang berupa nota debet, yaitu setinggi-tingginya Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per nota debet. Pembatasan nilai nominal pada nota debet tidak berlaku apabila nota debet diterbitkan oleh Bank Indonesia dan ditujukan kepada bank atau nasabah bank.
Khusus untuk transfer kredit, nilai transaksi yang dapat diproses melalui kliring dibatasi di bawah Rp100.000.000,00 sedangkan untuk nilai transaksi Rp100.000.000,00 ke atas harus dilakukan melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS).
Jadwal Kliring
Pengiriman transfer/data keuangan elektronik kredit pada siklus pertama dilakukan mulai pukul 08.15 WIB s.d. 11.30 WIB sedangkan pengiriman transfer/data keuangan elektronik kredit pada siklus kedua dilakukan mulai pukul 12.45 WIB s.d. 15.30 WIB. Untuk kliring debet pengiriman warkat/data keuangan elektronik debet ditetapkan oleh masing-masing PKL dengan batas maksimal pengiriman hasil perhitungan kliring lokal ke PKN pada pukul 15.30 WIB.
Jadwal kliring di atas adalah pada level bank, sedangkan pada level nasabah dilakukan lebih awal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan masing-masing bank.

Biaya Kliring
Bank wajib mencantumkan biaya kliring, baik biaya yang dikenakan BI kepada bank maupun biaya yang dikenakan bank kepada nasabah pada lokasi yang dapat dibaca dengan jelas oleh nasabah/masyarakat.
Besarnya biaya kliring yang dikenakan Bank kepada nasabah/masyarakat sesuai dengan ketentuan intern masing-masing bank.

sumber : http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Edukasi/Sistem+Pembayaran/edukasisp2.htm

http://nuryazidi.wordpress.com/2008/09/15/sistem-kliring-nasional-bank-indonesia-sknbi/




SISTEM KLIRING DAN PEMINDAHAN DANA ELEKTRONIK DI INDONESIA

PRINSIP KLIRING


INFORMASI PADA CHECK DAN STRUKTUR KODE MICR


SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DI INDONESIA

Pengertian umum kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank baik atas nama Bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Penyelenggaraan kliring di Jakarta pada awalnya dilaksanakan secara manual. Namun dalam perkembangannya, sejalan dengan meningkatnya transaksi perekonomian nasional khususnya di Jakarta dimana pada akhir tahun 1989 volume warkat telah mencapai 82.052 lembar warkat perhari dengan jumlah bank peserta mencapai 613 bank. Hal ini menyebabkan penyelenggaraan kliring secara manual dirasakan tidak efektif dan efisien lagi dan suasana pertemuan kliring yang hiruk pikuk sering kali diibaratkan dengan suasana “pasar burung”.

Melihat kondisi tersebut, Direksi Bank Indonesia dengan SKBI No. 21/9/KEP/DIR tanggal 23 Mei 1988, kemudian menetapkan untuk mengubah sistem penyelenggaraan kliring lokal Jakarta dari sistem manual menjadi sistem otomasi kliring. Meskipun demikian baru pada tanggal 4 Juni 1990 sistem otomasi dapat diimplementasikan untuk memproses kliring penyerahan. Sementara untuk proses kliring pengembalian tetap dilakukan secara manual, sampai kemudian pada tahun 1994 diganti dengan sistem semi otomasi yang kemudian dikenal dengan sebutan SOKL .

Pada tahun 1996 rata-rata volume warkat kliring Jakarta mencapai 216.911 lembar per hari, dengan pertumbuhahan rata-rata dalam tiga tahun sekitar 6%. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya tekanan dalam kegiatan proses warkat kliring baik di bank peserta maupun di Bank Indonesia karena keterbatasan kemampuan sarana kliring yang ada dibandingkan dengan peningkatan jumlah warkat kliring. Pada gilirannya hambatan-hambatan tersebut menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam settlement dan penyediaan informasi hasil kliring. Hal ini berpotensi mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap bank dan merugikan lembaga lain yang terkait serta menimbulkan efek negatif berantai (systemic risk)

Sehubungan dengan itu, sesuai acuan pokok pengembangan sistem pembayaran nasional (Blue Print Sistem Pembayaran Nasional Bank Indonesia;1995) yang antara lain memuat visi, kerangka kebijakan dan langkah-langkah yang perlu dikembangkan dalam menciptakan sistem pembayaran nasional yang lebih efektif, efisien, handal dan aman, maka pada tahun 1996 konsep penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik dengan teknologi image mulai dikembangkan oleh Urusan Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia. Pada tanggal 18 September 1998, Bank Indonesia mencatat sejarah baru dalam bidang sistem pembayaran dimana untuk pertama kalinya di Indonesia diresmikan penggunaan Sistem Kliring Elektronik (SKE) oleh Gubernur Bank Indonesia, DR. Syahril Sabirin. Penerapan SKE tersebut dilakukan pada Penyelenggaraan Klring Lokal Jakarta dimana pada awal implementasi, jumlah peserta yang ikut serta masih terbatas 7 bank peserta kliring (BRI, BDN, BII, BCA, Deutsche Bank, Standard Chartered, Citibank) dan 2 peserta intern dari Bank Indonesia (Bagian Akunting Thamrin dan Bagian Akunting Kota). Keikutsertaan kantor-kantor bank dalam Kliring Elektronik dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan teknis masing-masing peserta. Bagi kantorkantor bank yang belum menjadi anggota Kliring Elektronik, perhitungan kliring tetap menggunakan sistem kliring otomasi. Implementasi Kliring Elektronik secara menyeluruh kepada seluruh peserta kliring di Jakarta baru dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2001



A. WARKAT

Warkat merupakan alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan melalui kliring. Jenis warkat yang dapat diperhitungkan dalam kliring adalah :
1.Cek;
2.Bilyet Giro;
3.Wesel Bank Untuk Transfer;
4.Surat Bukti Penerimaan Transfer;
5.Nota Debet; dan
6.Nota Kredit.

B. DOKUMEN KLIRING

Dokumen kliring merupakan dokumen kontrol dan berfungsi sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring yang terdiri dari :
1.Bukti Penyerahan Warkat Debet – Kliring Penyerahan (BPWD);
2.Bukti Penyerahan Warkat Kredit – Kliring Penyerahan (BPWK);
3.Kartu Batch Warkat Debet;
4.Kartu Batch warkat Kredit; dan
5.Lembar Subsitusi.

Setiap warkat dan dokumen kliring yang digunakan wajib memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan Bank Indonesia antara lain meliputi kualitas kertas, ukuran, dan rancang bangun. Setiap pembuatan dan pencetakan warkat dan dokumen kliring untuk pertama kali dan atau perubahannya oleh peserta wajib memperoleh persetujuan secara tertulis dari Bank Indonesia Dalam Kliring Elektronik, agar data pada warkat dan dokumen kliring dapat dibaca oleh mesin baca pilah yang ada di Penyelenggara maka warkat dan dokumen kliring tersebut wajib dicantumkan Magnetic Ink Character Recognition (MICR) code line. MICR adalah tinta magnetic khusus yang dicantumkan pada clear band yang merupakan informasi dalam bentuk angka dan simbol.


Dalam penyelenggaraan Kliring Lokal secara elektronik di Jakarta mencakup dua siklus kegiatan kliring
1.Siklus Kliring Nominal Besar, terdiri dari :
a.Kliring Penyerahan Nominal Besar
b.Kliring Pengembalian Nominal Besar Kedua kegiatan kliring tersebut dilakukan pada hari yang sama.

2.Siklus Kliring Ritel, terdiri dari :
a.Kliring Penyerahan Ritel
b.Kliring Pengembalian Ritel Kedua kegiatan kliring tersebut dilakukan pada tanggal yang berbeda yaitu kegiatan kliring pada huruf b dilsakukan pada hari kerja berikutnya setelah kegiatan kliring pada huruf a dilaksanakan.
Keterangan :
−Kliring penyerahan bagian pertama dari siklus kliring guna memperhitungkan warkat yang disampaikan oleh peserta.
−Kliring Pengembalian merupakan bagian kedua dari suatu siklus kliring guna memperhitungkan warkat debet kliring penyerahan yang ditolak berdasarkan alasan yang ditetapkan dalam ketentuan Bank Indonesia atau karena tidak sesuai dengan tujuan dan persyaratan penerbitannya.



Dasar perhitungan dalam Kliring Elektonik adalah Data Keuangan Elektronik (DKE). Perhitungan hasil kliring tersebut akan tercermin dalam Bilyet Saldo Kliring yang dapat bersaldo kredit (menang kliring) atau bersaldo debet (kalah kliring) untuk dibukukan secara efektif langsung ke rekening giro masing-masing bank di Bank Indonesia tanpa memperhatikan kecukupan dana yang tersedia (netting settlement).
Apabila jumlah kekalahan kliring melampaui saldo rekeningnya di Bank Indonesia dan peserta tidak dapat menutupnya sampai dengan Bank Indonesia menutup sistem akunting, maka bank yang bersangkutan dinyatakan memiliki Saldo Giro Negatif. Apabila Saldo Giro Negatif tersebut tidak dapat ditutup sampai dengan pukul 09.00 WIB pada hari kerja berikutnya, peserta tersebut akan dikenakan sanksi penghentian sementara dari kliring lokal oleh Bank Indonesia.

KARAKTERISTIK SKE

Peserta

Berdasarkan jenis kepesertaan, hal ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.Peserta langsung Aktif (PLA), peserta yang mempunyai kewenangan untuk mengirimkan DKE ke Sistem Pusat Komputer Kliring Elektronik (SPKE) dan menyampaikan bundel warkat kepada penyelenggara serta menerima hasil perhitungan kliring dan warkat dari penyelenggara dengan menggunakan identitas peserta yang bersangkutan
2.Peserta Langsung Pasif (PLP), peserta yang mempunyai kewenangan untuk mengirimkan DKE ke SPKE dan menyampaikan kewenangan untuk mengirimkan DKE ke SPKE dan menyampaikan bundel warkat kepada penyelenggara melalui dan menggunakan identitas PLA, tetapi dapat menerima hasil perhitungan kliring dan warkat dari penyelenggara dengan menggunakan identitas peserta yang bersangkutan
3.Peserta Tidak Langsung (PTL) adalah peserta yang mempunyai kewenangan untuk mengirimkan DKE ke SPKE dan menyampaikan bundel warkat kepada penyelenggara melalui dan menggunakan identitas PLA, serta menerima hasil perhitungan kliring dan warkat dari penyelenggara dengan menggunakan identitas PLA atau PLP.

JASA - JASA BANK

PENDAHULUAN


Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing (Money Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.


Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.


Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.



LANDASAN TEORI


Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut





PEMBAHASAN


Jasa-jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh suatu bank untuk memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang diberikan maka akan semakin baik dengan demikian akan menarik nasabah. Hal tersebut karena nasabah merasa nyaman melakukan kegiatan keuangan dari satu bank saja.


Bank melaksanakan jasa ini tidak hanya untuk menarik perhatian nasabah semata-mata, namun juga untuk mencari keuntunagn yang disebut dengan fee based.


Keuntungan yang diperoleh dari jasa bank antara lain :


1. biaya adminstrasi (adm kredit )


2. biaya kirim (biaya transfer)


3. biaya tagih (biaya kliring)


4. biaya provisi dan komisi (jasa kredit/transfer)


5. biaya sewa (sewa safe deposit box)


6. biaya iuran (biaya kartu kredit)


7. biaya lain-lain.



Transefer


Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer. Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang lain


mengkredit.

Transfer Keluar, Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu lintas pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar. Media untuk melakukan transfer ini adalah secara tertulis ataupun melalui kawat.
Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank pembayar akan membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary bila ia memiliki rekening di bank pembayar. Transfer masuk tidak dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi amanat telah dibebankan sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer.



Inkaso


Inkaso merupakan kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.
Warkat Inkaso
Warkat inkaso tanpa lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang tidak dilampirkan dengan dokumen – dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat berharga
Warkat inkaso dengan lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang dilampirkan dengan dokumen – dokumen lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen – dokumen penting.
Jenis Inkaso
Inkaso Keluar, Merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah bank lain. Di sini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk menagih warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain di kota lain.
Inkaso Masuk, Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga.



Banks Garansi


Bank garansi adalah salah satu jasa yang diberikan oleh bank berupa jaminan pembayaran sejumlah tertentu uang yang akan diberikan kepada pihak yang menerima jaminan, hanya apabila pihak yang dijamin melakukan cidera janji. Perjanjian bisa berupa perjanjian jual – beli, sewa, kontrak – mengontrak, pemborongan, dan lain – lain. Pihak yang dijamin biasanya adalah nasabah bank yang besangkutan, sedangkan jaminan diberikan kepada pihak lain yang mengadakan suatu perjanjian dengan nasabah Jenis dan Manfaat Bank Garansi


Beberapa jenis bank garansi yang ada antara lain:
Bank Garansi Pembelian
Bank Garansi Pita Cukai Tembakau
Bank Garansi Penangguhan Bea Masuk
Bank Garansi Tender (Bid Bond)
Bank Garansi Pelaksanaan (Perfomance Bond)
Bank Garansi Uang Muka (Advance Payment Bond)
Bank Garansi Pemeliharaan (Retention Bond)


Letter of Credit


Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit Berdokumen merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan pembayaran.


Waliamanat


Waliamanat adalah pihak yang mewakili kepentingan Pemegang Efek bersifat uang. Bank Umum yang akan bertindak sebagai Wali Amanat wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepan untuk mendapatkan Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali Amanat.


Manfaat dari Wali Amanat adalah:
Memenuhi salah satu persyaratan atas penerbitan obligasi.
Meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli obligasi yang diterbitkan.
Menambah kepercayaan investor atas bonafiditas emiten.


Persyaratan untuk menjadi Wali Amanat adalah:
Bertempat kedudukan di Indonesia.
Dalam dua tahun terakhir secara berturut – turut memperoleh laba/keuntungan.
Laporan keuangan telah diperiksa akuntan publik/akuntan Negara untuk dua tahun berturut – turut dengan pernyataan pendapat wajar tanpa syarat untuk tahun terakhir.


Kliring


Kliring adalah suatu cara penyelasaian utang – piutang antara bank – bank peserta kliring dalam bentuk warkat atau surat – surat berharga disuatu tempat tertentu. Warkat kliring antara lain: cek, bilyet, CD, Nota Debet dan Nota Kredit. Warkat harus dinyatakan dalam mata uang rupiah, bernilai nominal penuh, dan telah jatuh tempo.


Kliring dibagi 2, yaitu:
Kliring Manual
Kliring Elektronik


Tujuan dilaksanakan kliring oleh Bank Indonesia antara lain :
Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral
Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilakukan dengan lebih mudah, aman dan efisien
Salah satu pelayanan bank kepada nasabah


Traveller Cheque


Travellers cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek perjalanan yang biasanya digunakan oleh nasabah yang bepergian. Cek Wisata ini biasanya diterbitkan dengan nominal tertentu


Keuntungan :
Memberikan kemudahan berbelanja
Mengurangi resiko kehilangan uang
Memberikan rasa percaya diri
Dapat dijadikan cederamata atau hadiah untuk relasi biasanya tidak ada biaya apapun
Safe Deposit Box merupakan jasa bank yang diberikan kepada pada nasabah, yaitu berupa kotak untuk menyimpan dokumen-dokumen atau benda benda berharganya.


Bank Card


Bank card merupakan kartu plastik yang dikeluarkan bank dan diberikan kepada nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat. Dalam system kerja bank card terlihaaat ada 3 pihak yang terlibat dalam prosesnya, yaitu:
Bank sebagai penerbit dan pembayar
Pedagang / merchant, sebagai tempat belanja
Pemegang kartu / card holder, sebagai yang berhak melakukan transaksi.


Keleluasaan dan kebebasan dalam menggunakan sangat dibatasi pada jenis kartu yang diterbitkan. Setiap jenis bank card memiliki keunggulan dan kekurangan.
Charge card, suatu system dimana pemegang kartu harus melunasi semua penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus pada sat jatuh tempo
Credit card, suatu system dimana pemegang kartu dapat melunasi penahian yang terjadi atas dirinya secar angsuran pada saat jatuh tempo
Debet card, pembayaran atas penagihan nasbaah melalui pendebetan atas rekening yang ada di bank dimana pada saat membuka kartu
Smart card, berfungsi sebagai rekening terpadu
Private label card, merupakan kartu yang diterbitkan oleh suatu badan usaha (bukan bank) dan penggunaan kartu hanya sebatas pada perusahaan yang mengeluarkan.


KESIMPULAN


Dalam dunia perbankan penawaran jasa merupakan suatu Profit Strategy untuk memikat lebih banyak pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang ada, menghindari berpindahnya pelanggan dan menciptakan keunggulan khusus.

Kamis, 04 April 2013

Sistem Perbankan Elektronik di M-Banking

Perbankan Elekronik ( E-banking) adalah salah satu sektor yang terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah perbankan, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di sektor perbankan nasional relatif lebih maju dibandingkan sektor lainnya. Perbankan elektronik mencakup wilayah yang luas dari teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Beberapa diantaranya terkait dengan layanan perbankan di “garis depan”, seperti ATM dan komputerisiasi (sistem) perbankan, dan beberapa kelompok lainnya bersifat "garis belakang", yaitu teknologi-teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan, 'merchant, atau penyedia jasa transaksi..

Berbagai jenis teknologinya diantaranya meliputi:

§  Anjungan Tunai Mandiri (Automated Teller Machine)
§  Sistem Aplikasi Perbankan (Banking Application System)
§  Sistem Penyelesaian Bruto Waktu-Nyata (Real-Time Gross Settlement System)
§  Perbankan Daring (Internet Banking)
§  Sistem Kliring Elektronik
Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi Sistem Informasi Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan perbankan, atau lebih populer dengan istilah perbankan elektronik (electronic banking)

Keterhubungan
Saat ini sebagian besar layanan perbankan elektronik terkait langsung dengan rekening bank. Jenis perbankan elektronik yang tidak terkait rekening biasanya berbentuk nilai moneter yang tersimpan dalam basis data atau dalam sebuah kartu (cip dalam kartu pintar). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas transaksi, berbagai jenis perbankan elektronik semakin sulit dibedakan karena fungsi dan fiturnya cenderung terintegrasi atau mengalami konvergensi. Sebagai contoh, sebuah kartu plastik mungkin memiliki “magnetic strip” yang memungkinkan transaksi terkait dengan rekening bank, dan juga memiliki nilai moneter yang tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua jenis kartu tersebut disebut “debit card” oleh merchant atau vendor.
  

Jenis layanan

Perbankan Daring


Perbakan daring (online banking) pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu daring (online) dan perbankan (banking). Saat ini internet telah menghubungkan lebih dari 100.000 jaringan komputer di dunia dengan pengguna lebih dari 100 juta orang. Dapat melakukan transaksi perbankan (finansial dan non-finansial) melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet bank.
Jenis transaksi :
§  Informasi saldo
§  mutasi rekening
§  informasi nilai tukar
§  pembayaran tagihan (misal: kartu kredit, rekening telepon, rekening listrik, asuransi)
§  pembelian (misal: pulsa ponsel, tiket pesawat, saham)


Perbankan bergerak

Perbankan bergerak (mobile banking) adalah layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon seluler GSM dengan menggunakan SMS.
Jenis transaksi:

§  transfer dana
§  informasi saldo
§  mutasi rekening
§  informasi nilai tukar
§  pembayaran (kartu kredit, rekening listrik, rekening telepon, asuransi)
§  pembelian (pulsa isi ulang, saham).

Kejahatan dalam Perbankan Elektronik

 Lubang keamanan (security hole) akan selalu ada, hal ini bisa diamati dari situs web yang melaporkan adanya lubang keamanan setiap hari. Namun bisnis tidak dapat berhenti karena adanya potensi lubang keamanan. Untuk sekadar transaksi yang bersifat informatif (tidak ada pengurangan saldo) maka cukup menggunakan ssandi lewat (password) untuk masuk, tetapi untuk transaksi yang sifatnya memindahkan/mengurangi saldo nasabah diminta untuk memasukan pinyang dihasilkan oleh suatu alat yang biasa disebut token atau pin. Alat ini akan mengeluarkan deretan angka (biasanya 6 digit) yang hanya identik dengan rekening nasabah tersebut. Jadi token lain tidak mungkin bisa digunakan pada rekening. Yang dapat dilakukan adalah meningkatkan tingkat kesulitan untuk masuk dengan menggunakan pengamanan-pengamanan, dinding api (firewal) & IDS (dalam kasus server Internet). kejahatan siber yang merupakan kejahatan di dunia maya (siber) sangat memungkinkan data nasabah di sadap pada saat melakukan transaksi perbankan elektronik.


Tips Aman E-banking

Jangan memberitahukan kode akses/nomor pribadi SMS Banking Anda kepada orang lain

setiap melakukan transaksi melalui SMS Banking, tunggulah beberapa saat hingga Anda menerima respon balik atas transaksi tersebut




Mobile Banking dapat dijadikan sebagai salah satu tools atau metode yang efektif dalam menginplementasikan strategi marketing organisasi. Organisasi harus menganalisis dahulu aktivitas marketing mana yang dapat diintegrasikan dengan Mobile Marketing. Banyak manfaat didapatkan oleh organisasi dalam mengimplementasikan Mobile Marketing, diantaranya adalah : 

1. Dapat mengirim informasi berguna tentang produk atau jasa organisasi. Dalam hal ini yang perlu digaris bawahi adalah informasi yang berguna. Mobile Marketing bukan hanya sekedar mengirim informasi spam kepada pelanggan atau calon pembeli. Karena hal ini dapat menimbulkan kerugian kepada kedua belah pihak, baik si penerima informasi maupun organisasi bisnis yang mengirim informasi.

2. Dapat menerima informasi yang dibutuhkan pelanggan Bayangkan ketika membutuhkan informasi tentang produk hanphone atau susu termurah, anda hanya perlu mengirim informasi yang anda butuhkan kepada tempat yang bersangkutan, maka dalam hitungan menit anda langsung mendapat informasi produk yang diinginkan serta lokasi tempat dimana anda bisa mendapatkan produk tersebut. 

3. Dapat mengirim gambar, music, atau video dari iklan organisasi anda. Jika memang mayoritas penerima konten informasi produk atau jasa organisasi bisnis kita memiliki hanphone yang memungkinkan, maka layanan melalui gambar, music atau video dapat dipertimbangkan. Tentu saja layanan ini lebih menarik karena tampilan grafis yang lebih eye catching, serta elegan.

 4. Melakukan transaksi penjualan atau lebih tepat disebut Mobile-Ecommerce. Dalam aspek ini tentu harus diperhatikan soal keamanannya, seperti pada mobile banking sistem.

5. Direct call juga merupakan bagian dari Mobile Marketing. Metode ini sebetulnya sudah kuno dan seering kali penerima informasi merasa terganggu dan menolak melanjutkan pembicaraan. Semoga dengan adanya beberapa masukan berikut ini, bisa dijadikan acuan untuk menentukan strategi Mobile Marketing seperti apa yang akan diimplementasikan pada organisasi anda. Dapatkan solusi terbaik dari kami, untuk kebutuhan Aplikasi Mobile Blackberry anda.
Tidak hanya Mobile Marketing yang dapat mendongkrak Usaha Anda anda Juga Bisa Menggunakan Call Center , Email Blaster maupun Sms Gateway untuk memasarkan Produk anda

Minggu, 17 Maret 2013

Aplikasi Sistem Informasi yang Diterapkan Pada Organisasi Koperasi Simpan Pinjam "JASA"

  1. LATAR BELAKANG
Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih dan semakin kuatnya ekonomi global yang dimulai dengan munculnya internet, memberikan perubahan yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Dunia bisnis pun mengalami banyak perubahan. Beberapa perubahan yang terjadi adalah transformasi masyarakat ekonomi dan industri kedalam layanan ekonomi berbasis pengetahuan dan informasi, transformasi perusahaan bisnis, dan kemunculan perusahaan digital. Semua jenis bisnis, baik yang kecil maupun besar, menggunakan sistem informasi, jaringan, dan teknologi internet untuk melakukan sebagian besar bisnis secara elektronik, menuju tingkat keberhasilan efisiensi, daya saing, dan profitabilitas. Perubahan ke arah kemajuan ini membuat segalanya menjadi lebih mudah dan cepat. Tiada batas ruang dan waktu yang menghambat segala aktivitas.
Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat mengharuskan perusahaan menjadi lebih memahami pengetahuan sistem informasi sebagai hal yang penting demi mempertahankan kalangsungan perusahaan, memenangkan persaingan, dan berhasil dengan baik. Sistem informasi dapat membantu perusahaan memperluas jangkauan sampai lokasi-lokasi yang jauh, memperoleh bentuk dan aliran kerja baru, dan kemungkinan juga bisa mengubah cara berbisnis.
Koperasi Simpan Pinjam “Jasa” yang telah berdiri sejak 13 Desember 1973 dan berpusat di Pekalongan, dan telah mempunyai kantor di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah sebanyak 64 kantor, perlu mengikuti perkembangan dunia. Dengan memperhatikan animo masyarakat yang tinggi terhadap Kospin Jasa dan jumlah nasabah yang semakin banyak, yang secara otomatis menjadikan transaksi menjadi lebih padat, membuat manajemen berpikir untuk mencari solusi yang tepat untuk dapat melayani masyarakat dengan optimum. Sejak tahun 2004, Kospin Jasa mulai melakukan perubahan dalam bidang sistem informasi guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan meraih peluang pasar. Proses transaksi manual telah ditinggalkan dan menggantinya dengan sistem yang sudah menggunakan komputer secara utuh. Komputer tidak hanya sekedar untuk membuat laporan, namun sudah membantu proses transaksi sampai dengan laporan. Sehingga segala sesuatunya menjadi lebih mudah dan cepat.
  1. TINJAUAN PUSTAKA
  1. Pengertian Sistem Informasi
Suatu sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai satuan komponen yang saling berhubungan dengan mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan, mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sebagai tambahan terhadap pendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kendali, sistem informasi dapat juga membantu para manajer dan karyawan untuk meneliti permasalahan, memvisualisasikan pokok-pokok yang kompleks, dan menciptakan produk-produk baru.
Tiga aktivitas dalam suatu sistem informasi menghasilkan informasi yang diperlukan oleh organisasi untuk membuat keputusan, mengendalikan operasi, penelitian masalah, dan menciptakan produk baru atau jasa. Aktivitas tersebut adalah input, pengolahan, dan output. Input menangkap atau mengumpulkan data mentah dari dalam organisasi atau dari lingkungan eksternalnya. Pemrosesan mentransfer baris-baris masukan ke dalam suatu format yang lebih mengandung arti. Output mengalihkan informasi yang diproses kepada orang-orang yang akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang membutuhkannya. Sistem informasi membutuhkan umpan balik, yaitu output yang dikembalikan ke anggota-anggta organisasi yang bersangkutan untuk mengevaluasi atau mengoreksi tahap input.
  1. Perangkat Keras dan Infrastuktur Teknologi Informasi
Komputer adalah perangkat fisik yang mengambil data sebagai input, mentransformasi data tersebut sesuai dengan instruksi yang diberikan, dan menghasilkan output informasi yang sudah diproses. Sistem komputer terdiri dari unit pemrosesan utama (Central Processing Unit atau CPU), wadah penyimpan primer, wadah penyimpan sekunder, perangkat input, perangkat output, dan perangkat komunikasi.
Tempat penyimpanan primer menyimpan data dan instruksi program secara sementara selama pemrosesan, sementara perangkat penyimpanan sekunder (cakram magnetik dan optik, pita magnetik) menyimpan data dan instruksi program jika tidak digunakan selama pemrosesan. Perangkat input, mengkonversi data dan instruksi kedalam bentuk elektronik sebagai input bagi komputer. Perangkat output, mengkonversi data elektronik yang dihasilkan oleh sistem komputer dan menampilkannya dalam bentuk yang bisa dimengerti orang. Perangkat komunikasi bertindak sebagai koneksi antara komputer dan jaringan komputer. Bus adalah jalur-jalur rangkaian eektronik untuk menghantarkan data dan sinyal antar beragam bagian pada sistem komputer.
Untuk mempercepat pemrosesan, dapat menghubungkan beberapa prosessor agar bekerja secara simultan untuk satu tugas. Dalam pemrosesan paralel, beberapa CPU memecah tugas menjadi beberapa bagian kecil dan mengerjakannya secara simultan/bersamaan.
Sebagian besar informasi yang digunakan oleh aplikasi komputer disimpan dalam perangkat penyimpanan sekunder yang letaknya diluar area penyimpanan primer. Penyimpanan sekunder digunakan untuk penyimpanan data relatif dalam jangka waktu lama di luar CPU. Tidak seperti pada penyimpanan primer, pada penyimpanan sekunder tidak mudah hilang. Teknologi penyimpanan sekunder yang penting adalah cakram magnetik, cakram optik, dan pita magnetik.
Dewasa ini, komputer tunggal telah digantikan dengan komputer jaringan agar bisa menjalankan banyak tugas. Penggunaan beberapa komputer yang dihubungkan oleh jaringan komunikasi untuk perosesan disebut pemrosesan terdistribusi. Kebalikannya, pemrosesan terpusat, adalah pemrosesan yang dijalankan oleh satu komputer besar. Satu bentuk pemrosesan terdistribusi yang banyak digunakan adalah komputasi klen/server. Komputasi klien/server membagi proses antara “klien” dan “server”. Kedua-duanya ada pada jaringan, namun masing-masing mesin diarahkan untuk menjalankan fungsi yang paling sesuai untuknya. Klien menjalankan fungsi poin-pemasukandari pengguna, dan biasanya merupakan kompuer kecil, workstation, atau laptop. Server menyediakan jasa bagi klien. Server biasanya berfungsi khusus untuk menyimpan dan mengolah data serta fungsi back-end yang tidak bisa dilihat oleh pengguna seperti mengelola aktifitas jaringan.
Sistem operasi merupakan manajer kepala dari sistem komputer. Sistem operasi mengalokasikan dan menugaskan beragam sumber sistem, menjadwalkan penggunaansumber-sumber komputer dan tugas-tugas komputer, memonitor aktivitas sistem komputer. Sistem operasi menyediakan lokasi dalam memori utama untuk menyimpan data dan program, dan mengendalikan perangkat input dan output, dan hubungan-hubungan telekomunikasi. Sistem operasi juga mengkoordinasi penjadwalan kerja dalam beragam wilayah komputer sehingga bagian-bagiannya bisa bekerja dalam waktu bersamaan. Akhirnya, sistem operasi bertugas melacak tiap tugas yang dikerjakan komputer dan siapa yang sedang menggunakan sistem, program apa yang sedang dijalankan, dan melacak segala bentuk akses ke sistem yang tidak dikenal. Kemampuan sistem operasi seperti menjalankan beberapa program secara bersamaan, penyimpanan virtual, berbagi-waktu, dan melakukan beberapa pemrosesan secara bersamaan, memungkinkan komputer untuk menangani banyak pengguna dan tugas yang berbeda secara bersamaan. Beberapa sistem operasi yang ada diantaranya adalah Windows XP, Windows 98/ME, Windows 2000, Windows.NET server, Windows CE, UNIX, LINUX, Mac OS, OS/2, DOS.
Kecenderungan umum dalam perangkat lunak dewasa ini dalah kemudahan penggunaan dan bahasa-bahasa pemrograman tingkat tinggi. Keduanya meningkatkan produktivitas programer profesional dan memungkinkan pengguna akhir untuk bekerja secara langsung dengan sistem infoemasi. Terdapat banyak bahasa pemrograman dan peranti perangkat lunak yang bisa digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi. Untuk aplikasi bisnis, bahasa pemrograman yang penting adalah COBOL, C, C++, dan Visual Basic.
Local Area Network (LAN) merupakan jaringan lokal yang menghubungkan sumber-sumber lokal. Sebagian besar LAN menghubungkan perangkat-perangkat yang berlokasi di radius 2.000 kaki, dan sebagian besar perangkat itu adalah PC. LAN membutuhkan saluran komunikasi sendiri dan sering dikendalikan dan dioperasikan oleh kelompok pengguna akhir atau departemen dalam sebuah perusahaan. Dalam LAN, server bertindak sebagai pustakawan yang menyimpan program dan data untuk pada pengguna jaringan. Server menentukan siapa yangakan mendapatkan akses dan sekuensinya.
Kemampuan LAN juga ditetapkan oleh sistem operasi jaringan (NOS). Sistem operasi jaringan bisa dipasang pada tiap komputer dalam jaringan, atau dipasang hanya pada satu komputer server untuk semua aplikasi pada jaringan. Sistem operasi ini mengarahkan dan mengelola komunikasi pada jaringan dan mengkoordinasi sumber-sumber jaringan. Novel NetWare, Microsoft Windows.NET Server. Keuntungan jaringan LAN adalah :
  • Pertukaran file dapat dilakukan dengan mudah (File Sharing).
  • Pemakaian printer dapat dilakukan oleh semua client (Printer Sharing).
  • File-file data dapat disimpan pada server, sehingga data dapat diakses dari semua client menurut otorisasi sekuritas dari semua karyawan, yang dapat dibuat berdasarkan struktur organisasi perusahaan sehingga keamanan data terjamin.
  • File data yang keluar/masuk dari/ke server dapat di kontrol.
  • Proses backup data menjadi lebih mudah dan cepat.
  • Resiko kehilangan data oleh virus komputer menjadi sangat kecil sekali.
  • Komunikasi antar karyawan dapat dilakukan dengan menggunakan e-mail & chat.
  • Bila salah satu client/server terhubung dengan modem, maka semua atau sebagian komputer pada jaringan LAN dapat mengakses ke jaringan Internet atau mengirimkan fax melalui 1 modem.
  1. Hubungan Sistem Informasi dengan Bisnis
Sebagian besar sistem informasi membantu orang (manajer) untuk mengambil keputusan. Sebagian sistem informasi merepresentasikan aplikasi-aplikasi kecerdasan bisnis yang berfokus pada pengumpulan, penyimpanan, analisis, dan penyediaan akses kepada data dari beragam sumber untuk membantu para pengguna mengambil keputusan secara lebih baik. Dengan menggunakan data perusahaan yang lebih akurat yang disediakan oleh sistem enterprise dan infrastruktur teknologi informasi baru, sistem ini bisa mendukung butiran-butiran keputusan secara lebih baik untuk menuntun perusahaan, mengkoordinasi aktivitas kerja perusahaan, dan merespons secara cepat perubahan pasar dan pelanggan.
  1. PENERAPAN SISTEM INFORMASI
  1. INFRASTRUKTUR SISTEM INFORMASI
Kepuasan pelanggan merupakan sesuatu hal yang harus dicapai oleh Kospin Jasa dalam pelayanannya. Marupakan sebuah keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Untuk mendukung tercapainya hal di atas, maka diperlukan sebuah proses pelayanan yang cepat dan mudah. Sebuah sistem informasi yang memadai sangat dibutuhkan.
Dalam pelayanannya, secara keseluruhan Kospin Jasa telah menggunakan sistem komputerisasi secara keseluruhan. Diperlukan sistem informasi yang terintegrasi, mulai dari pelayanan pelanggan (customer service), teller, tagihan luar kota, administrasi rekening, transfer uang, pinjaman, pembukuan.
  1. Komputer Klien
Setiap karyawan diberikan fasilitas satu buah komputer klien untuk melakukan transaksi atau pelayanan. Setiap komputer klien menggunakan sistem operasi Microsoft Windows XP.
  1. Komputer Server
Komputer server digunakan untuk untuk menyimpan dan mengolah data serta fungsi back-end yang tidak bisa dilihat oleh pengguna seperti mengelola aktifitas jaringan. Komputer server hanya digunakan oleh bagian IT. Komputer server dilengkapi dengan sistem operasi Microsoft Windows.
  1. Jaringan LAN
Jaringan LAN yang dibangun ditujukan untuk membawa informasi dari klien ke server atau sebaliknya secara cepat dan tepat, tanpa adanya kesalahan melalui media komunikasi tertentu. Jaringan LAN dilengkapi dengan Hub atau switch.
  1. SISTEM ENTRY DATA (INPUT)
Dengan menggunakan sistem operasional yang dimiliki Kospin Jasa, maka proses entry (pemasukan) data menjadi lebih mudah. Setiap bagian dengan masing-masing komputer klien dapat dengan mudah melakukan transaksi atau entry data sesuai dengan bagiannya masing-masing. Setiap transaksi yang telah dijurnal, secara otomatis disimpan dan diproses oleh komputer server sehingga bagian lain yang membutuhkan data dapat mengaksesnya dengan mudah dan cepat.
  1. OUTPUT YANG DIHASILKAN
Hasil yang diperoleh dari proses pemasukan data yang dilakukan oleh masing-masing bagian, dapat langsung diakses oleh bagian yang lain. Output yang dihasilkan berupa daftar saldo termasuk mutasi tiap nasabah, laporan tagihan luar kota, laporan administrasi rekening, laporan transfer uang, laporan keuangan dan laporan pinjaman. Semua output yang diperoleh tersebut dicetak dan disimpan dalam CD, kemudian dilaporkan ke kantor pusat baik laporan harian maupun bulanan.
  1. Daftar Saldo Deposito
Meliputi daftar saldo deposito HarKop, berjangka, Simpanan Safari, Simpanan Pundi Arta Jasa, Simpanan Haji berikut jatuh tempo masing-masing.
  1. Buku Tabungan Koperasi (Takop)
Setiap nasabah yang memiliki rekening Tabungan Koperasi mendapat laporan mutasi rekening tabungan yang dapat dicetak sewaktu-waktu. Setiap transaksi bagian lain yang melibatkan transaksi tabungan, secara otomatis tercatat dalam laporan.
  1. Mutasi Rekening Harian/Giro
Laporan rekening harian/giro seperti halnya tabungan koperasi.
  1. Jurnal Listing ID
Setiap bagian/personel yang melakukan transaksi, tercatat dalam jurnal listing masing-masing ID. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan saat melakukan pengecekan atau kontrol pada setiap transaksi yang dibuku.
  1. Laporan Tagihan Luar Kota
Meliputi rincian transaksi taguhan, daftar tagihan masuk, daftar tagihan keluar, outstanding tagihan masuk, outstanding tagihan keluar.
  1. Laporan Transfer/Kiriman Uang
Meliputi rincian kiriman uang.
  1. Laporan Administrasi Rekening
Meliputi rincian transaksi administrasi rekening, outstanding, titipan disposisi.
  1. Laporan Pembukuan
Laporan pembukuan meliputi neraca, aktiva, pasiva, pendapatan SHU), biaya.
  1. Laporan Pinjaman
Di dalam laporan pinjaman meliputi laporan realisasi pinjaman, outstanding pinjaman, laporan tunggakan pinjaman.
  1. KUALITAS INFORMASI
Dengan sistem informasi yang diterapkan di Kospin Jasa, mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada nasabah/konsumen serta mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Sistem informasi yang diterapkan dengan menggunakan jaringan LAN dengan komputer server dan klien yang ada, proses operasional menjadi lebih cepat dan mudah. Komputer server mampu menyimpan data dengan baik dan kapasitas yang besar dan mengolahnya sehingga mampu diakses dan digunakan oleh komputer klien dengan sistem jaringan LAN tersebut. Selama 34 tahun keeksistensian Kospin Jasa di Indonesia, jumlah nasabah terus mengalami peningkatan dan perkembangan usaha yang semakin maju.
  1. HAMBATAN DAN SOLUSI PENERAPAN SISTEM INFORMASI
Hambatan yang dihadapi oleh Kospin Jasa dalam penerapan sistem informasi adalah :
  1. Sistem operasional yang diterapkan oleh Kospin Jasa masih offline, sehingga beberapa transaksi yang melibatkan kantor lain membutuhkan waktu yang lebih banyak.
  2. Proses pengiriman data ke kantor pusat membutuhkan waktu yang lebih lama.
  3. Belum menggunakan fasilitas internet.
  4. Kesiapan sumberdaya manusia untuk menggunakan sistem yang lebih baik.
Salah satu upaya yang sekarang sedang dirintis dan dalam waktu yang tidak lama lagi, Kospin Jasa akan menerapkan sistem Online sehingga proses transaksi akan menjadi lebih cepat, mudah, berbiaya rendah.
  1. PENUTUP
Sistem informasi memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam bidang bisnis. Kospin Jasa sebagai koperasi terbaik se-Indonesia telah menerapkan sistem informasi dalam usaha bisnisnya. Dengan infrastruktur yang dimiliki, setiap transaksi yang dilakukan menjadi lebih cepat dan mudah. Hal ini didukung dengan adanya sistem operasi yang dimiliki Kospin Jasa, yaitu sistem transaksi Kospin Jasa.
Dengan menggunakan komputer server, komputer klien, jaringan LAN, data atau informasi yang diinput mangsung terproses dan langsung dapat diakses oleh komputer klien. Laporan yang dihasilkan dari setiap transaksi dan bagian telah memenuhi standar yang ditetapkan dan memenuhi kepuasan pelanggan/nasabah. Untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal, telah dirintis dan segera diterapkan sistem Online agar proses transaksi menjadi lebih cepat dan mudah baik intern kantor cabang maupun dengan kantor cabang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Laudon, C. K, Laudon, P. J. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi.

Kamis, 11 Oktober 2012

2.2. Jelaskan Pengertian Data Flow Chart Dan Contoh DFD


Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem. DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data tersebut.
Kita dapat menggunakan DFD untuk dua hal utama, yaitu untuk membuat dokumentasi dari sistem informasi yang ada, atau untuk menyusun dokumentasi untuk sistem informasi yang baru.
Empat simbol yang digunakan :

Ada 3 (tiga) jenis DFD, yaitu ;
§  Context Diagram (CD)
§  DFD Fisik
§  DFD Logis

DFD Level
            DFD dapat digambarkan dalam Diagram Context dan Level n. Huruf n dapat menggambarkan level dan proses di setiap lingkaran.
§  Diagram Context
§  Diagram Level n

Context Diagram (CD)
Jenis pertama Context Diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. (CD menggambarkan sistem dalam satu lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar CD;
§  Terminologi sistem :
-        Batas Sistem adalah batas antara “daerah kepentingan sistem”.
-        Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang berhubungan atau mempengaruhi sistem tersebut.
-        Interface adalah aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan linkungan sistem tersebut.
Sebagai contoh, dalam gambar 1.
§  Menggunakan satu simbol proses,
Catatan:
Yang masuk didalam lingkaran konteks (simbol proses) adalah kegiatan pemrosesan informasi (Batas Sistem). Kegiatan informasi adalah mengambil data dari file, mentransformasikan data, atau melakukan filing data, misalnya mempersiapkan dokumen, memasukkan, memeriksa, mengklasifikasi, mengatur, menyortir, menghitung, meringkas data, dan melakukan filing data (baik yang melakukan secara manual maupun yang dilakukan secara terotomasi).
§  Nama/keterangan di simbol proses tersebut sesuai dengan fungsi sistem tersebut,
§  Antara Entitas Eksternal/Terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung
§  Jika terdapat termintor yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( #  ).
§  Jika Terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili oleh peran yang dipermainkan personil tersebut.
§  Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.

Diagram Level n / Data Flow Diagram Levelled
            Dalam diagram n DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun diagram diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil pengembangan dari Context Diagram ke dalam komponen yang lebih detail tersebut disebut dengan top-down partitioning. Jika kita melakukan pengembangan dengan benar, kita akan mendapatkan DFD-DFD yang seimbang. Sebagai contoh, gambar 1.1, gambar 1.2, gambar 1.3, gambar 1.4 dan gambar 1.5.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat DFD ialah:
-        Pemberian Nomor pada diagram level n dengan ketentuan sebagai berikut:
·         Setiap penurunan ke level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut dalam sepesifikasi proses yang jelas. Sehingga  seandainya belum cukup jelas  maka seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah.
·         Setiap penurunan harus dilakukan hanya jika perlu.
·         Tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level  yang sama karena yang kompleks bisa saja diturunkan, dan yang sederhana mungkin tidak perlu diturunkan. Selain itu, karena tidak semua proses dalam level yang sama punya derajat kompleksitas yang sama juga.
·         Konfirmasikan DFD yang telah dibuat pada pemakai dengan cara top-down.
·         Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level n harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada level n+1. Dimana level n+1 tersebut mendefinisikan sub-proses pada level n tersebut.
·         Penyimpanan yang muncul pada level n harus didefinisikan kembali pada level n+1, sedangkan penyimpanan yang muncul pada level n tidak harus muncul pada level n-1 karena penyimpanan tersebut bersifat lokal.
·         Ketika mulai menurunkan DFD dari level tertinggi, cobalah untuk mengidentifikasi external events dimana sistem harus memberikan respon. External events dalam hal ini berarti suatu kejadian yang berkaitan dengan pengolahan data di luar sistem, dan menyebabkan sistem kita memberikan respon.
-        Jangan menghubungkan langsung antara satu penyimpanan dengan penyimpanan lainnya (harus melalui proses).
-        Jangan menghubungkan langsung dengan tempat penyimpanan data dengan entitas eksternal / terminator (harus melalui proses), atau sebaliknya.
-        Jangan membuat suatu proses menerima input tetapi tidak pernah mengeluarkan output yang disebut dengan istilah “black hole”.
-        Jangan membuat suatu tempat penyimpanan menerima input tetapi tidak pernah digunakan untuk proses.
-        Jangan membuat suatu hasil proses yang lengkap dengan data yang terbatas yang disebut dengan istilah “magic process”.
-        Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan tanda asterik ( * ) atau garis silang ( #  ), begitu dengan bentuk penyimpanan.
-        Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran data berbeda.

DFD Fisik
            Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukan entitas-entitas internal dan eksternal dari sistem tersebut, dan aliran-aliran data ke dalam dan keluar dari entitas-entitas tersebut. Entitas-entitas internal adalah personel, tempat (sebuah bagian), atau mesin (misalnya, sebuah komputer) dalam sistem tersebut yang mentransformasikan data. Maka DFD fisik tidak menunjukkan apa yang dilakukan, tetapi menunjukkan  dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sebuah sistem dilakukan. (Tidak Bahas).
Perlu diperhatikan didalam memberikan keterangan di lingkaran-lingkaran (simbol proses) dan aliran-aliran data (simbol aliran data) dalam DFD fisik menggunakan label/keterangan dari kata benda untuk menunjukan bagaimana sistem mentransmisikan data antara lingkaran-lingkaran tersebut.
Misal :
Aliran Data     : Kas, Formulir 66W, Slip Setoran
Proses              : Cleck Penjualan, Kasir, Pembukuan, dll.

DFD Logis
            Adalah representasi grafik dari sebuah sistem yang menunjukkan proses-proses dalam sistem tersebut dan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar dari proses-proses tersebut. Kita menggunakan DFD logis untuk membuat dokumentasi sebuah sistem informasi karena DFD logis dapat mewakili logika tersebut, yaitu apa yang dilakukan oleh sistem tersebut, tanpa perlu menspesifikasi dimana, bagaimana, dan oleh siapa proses-proses dalam sistem tersebut dilakukan.
            Keuntungan dari DFD logis dibandingkan dengan DFD fisik adalah dapat memusatkan perhatian pada fungsi-funsi yang dilakukan sistem.
Perlu diperhatikan di dalam pemberian Keterangan/ Label;
·         Lingkaran-lingkaran (simbol proses) menjelaskan apa yang dilakukan sistem
Misal : Menerima Pembayaran, Mencatat Penjualan, Membandingkan kas dan Daftar Penerimaan, Mempersiapkan Setoran, dll.
·         Aliran-aliran data (simbol aliran data) menggambarkan sifat data.
Misal : Pembayaran (bukan “Cek”, “Kas”, “ Kartu Kredit”
                  Jurnal Penjualan (bukan “Buku Penjualan”), dll
           
Cntoh Sederhana DFD



simbol dfd 
DFD 1

diagram dfd


DFD 2

 dokter